Berbagai
Efek dari Jejaring Sosial
Kita tentu sudah sangat familiar dengan salah satu jejaring sosial
bernama facebook. Jejaring sosial ini
banyak sekali digemari oleh berbagai kalangan masyarakat baik itu anak-anak,
remaja, dewasa bahkan sampai pada orang tua sekalipun.
Dalam jejaring sosial ini memungkinkan kita untuk bertukar informasi
tidak hanya data tetapi juga dapat berupa gambar (foto), video dan musik. Tak
heran kalau jejaring sosial ini menjadi salah satu primadona dikalangan
masyarakat. Selain facebook, dalam twitter juga memungkinkan kita untuk
bertukar informasi mengenai kegiatan yang sedang kita lakukan yang di dalamnya
juga terdapat avatar atau lebih sering dikenal dengan foto profil sehingga kita
lebih gampang untuk mengetahui akan wajah dari pemilik sebuah account di twitter tersebut.
Akan tetapi tidak selamanya apa yang terpampang dalam jejaring sosial
itu sendiri selalu benar, masih dimungkinkan jika di dalamnya terdapat berbagai
jenis kebohongan misalnya saja tidak menggunakan profil picture yang sebenarnya, tidak menggunakan nama sebenarnya,
dan memasang biodata tidak sesuai dengan aslinya. Oleh karena itu kita dituntut
untuk lebih selektif dalam memilah-milah informasi yang kita dapat dari
jejaring sosial. Banyak kasus yang bermunculan akibat penipuan yang terjadi di
dalam jejaring sosial, kejahatan yang semacam ini lebih dikenal dengan sebutan cybercrime (kejahatan di dalam dunia
maya).
Banyak sekali kasus penipuan, penculikan atau pemerkosaan yang semuanya
berawal dari mendapatkan kenalan di jejaring sosial. Ada yang berawal dari
ketertarikan melihat profil picture,
ada yang termakan akan rayuan di jejaring sosial, ada juga yang tertipu akan
status si pemegang account, misalanya
dalam statusnya mengatakan masih lajang padahal sudah menikah.
Hal-hal semacam inilah yang perlu kita waspadai lebih dalam dan
menjadikan kita tidak gampang percaya akan informasi yang diberikan melalui
jejaring sosial tersebut. Apabila kita mendapatkan info di jejaring sosial
hendaknya kita selidiki lebih dalam terlebih dahulu akan kebenaran informasi
tersebut agar kita tidak tertipu. Disamping kita sendiri yang harus waspada,
peran orang tua juga sangat diperlukan di sini mengingat pengguna akan jejaring
sosial saat ini tidak hanya mencakup anak remaja saja akan tetapi anak-anak pun
sudah tidak asing lagi dengan hal ini.
Sebenarnya dengan jejaring sosial kita bisa melakukan banyak hal yang
lebih positif dari pada hanya sekedar memasang profil picture yang alay
dan meng up-date satus yang galau.
Kita bisa men-share-kan berbagai
informasi penting yang terkait dengan hal positif misalnya info beasiswa,
berita tentang suatu peristiwa dan informasi yang berguna lainnya. Selain itu
juga kita bisa berbagi kata-kata motivasi untuk memberikan suntikan semangat
bagi yang sedang membutuhkan semangat, mengingat cakupan akan jejaring sosial
tidak hanya sebatas kota/kabupaten saja, melainkan sudah nasional bahkan sampai
tingkat internasional yang mana hal ini menunjukkan tidak adanya lagi hambatan
yang berarti dalam membagikan berbagai informasi. Dengan status-status yang
positif diharapkan akan membawa dunia ke arah yang lebih positif.
Akan tetapi jejaring sosial juga akan dapat memicu terjadinya
kesalah-pahaman karena kita pernah meng-update
status yang mungkin itu sangat kontekstual dengan masalah yang baru kita alami.
Dalam hal ini memasang status yang berisikan keluh kesah ataupun kemarahan kita
terhadap seseorang sangatlah fatal akibatnya apabila status tersebut sangat pas
dengan situasi yang ada dan dibaca oleh orang yang bersangkutan. Oleh karena
itu sebaiknya kita selalu meng-update
status yang bisa memberikan suntikan semangat bagi semuanya.
Tidak selamanya situs jejaring sosial selalu berefek buruk bagi anak dan
remaja. Sebenarnya, semua kembali ke masing-masing individu. Jika digunakan
secara positif maka hasilnya akan baik, dan sebaliknya. Kembali lagi, keluarga
berperan penting untuk mengontrol aktivitas anak di internet. Seperti apa sih
efek positif dan negatifnya?
Efek positif :
- Anak dan remaja dapat belajar mengembangkan
keterampilan teknis dan sosial yang sangat dibutuhkan di era digital
seperti sekarang ini. Mereka akan belajar bagaimana cara beradaptasi,
bersosialisasi dengan publik dan mengelola jaringan pertemanan.
- Memperluas jaringan
pertemanan. Berkat situs jejaring sosial, anak menjadi lebih mudah
berteman dengan orang kain di seluruh dunia, meski sebagian besar di
antaranya tidak pernah mereka temui secara langsung.
- Anak dan remaja akan
termotivasi untuk belajar mengembangkan diri melalui teman-teman yang
mereka jumpai secara online, karena di sini mereka berinteraksi dan
menerima umpan balik satu sama lain.
- Situs jejaring sosial
membuat anak dan remaja menjadi lebih bersahabat, perhatian dan empati.
Misalnya memberikan perhatian saat ada teman mereka yang berulang tahun,
mengomentari foto, video dan status teman mereka, menjaga hubungan
persahabatan meski tidak dapat bertemu secara fisik.
Efek negatif :
- Anak dan remaja menjadi malas belajar
berkomunikasi di dunia nyata. Tingkat pemahaman bahasa pun menjadi
terganggu. Jika anak terlalu banyak berkomunikasi di dunia maya, maka
pengetahuan tentang seluk-beluk berkomunikasi di kehidupan nyata – seperti
bahasa tubuh dan nada suara – menjadi berkurang.
- Situs jejaring sosial akan membuat anak dan
remaja lebih memetingkan diri sendiri. Mereka menjadi tidak sadar akan
lingkungan di sekitar mereka, karena kebanyakan menghabiskan waktu di
internet. Hal ini dapat mengakibatkan anak menjadi kurang berempati di
dunia nyata.
- Situs jejaring sosial membuat anak dan remaja
rentan terhadap sensasi.
- Bagi anak dan remaja, tidak ada aturan ejaan
dan tata bahasa di situs jejaring sosial. Hal ini akan membuat mereka
semakin sulit untuk membedakan antara berkomunikasi di situs jejaring
sosial dan di dunia nyata. Hal ini tentunya akan mempengaruhi keterampilan
menulis mereka di sekolah dalam hal ejaan dan tata bahasa.
- Situs jejaring sosial adalah lahan subur bagi
predator untuk melakukan kejahatan. Kita tidak akan pernah tahu apakah
seseorang yang baru dikenal anak kita di internet, menggunakan jati diri
yang sesungguhnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar